Tentang Sebuah Tujuan
Pernah
di suatu sore saya dan Ibu duduk di teras rumah, kemudian lewatlah pemuda-pemuda
tanggung berboncengan tiga orang mengendarai motor dengan kecepatan maksimal.
Lantas Ibu saya spontan nyeletuk, “Bocah
kok gak jelas, ngalor ngidul gak duwe tujuan” atau dalam bahasa
Indonesianya “Orang kok tidak jelas,
mondar-mandir tidak punya tujuan”. Saya hanya tersenyum dan merenung. Kalau
dipikir-pikir, mereka yang mondar-mandir itupun sejatinya memiliki tujuan.
Entah mereka tergesa-gesa demi secangkir kopi, demi pertandingan sepak bola,
atau bahkan buat menonton artis dangdut pujaannya yang sedang hits. Yang jelas setiap kepala yang
bernyawa dan berakal pasti mempunyai sebuah goal
dalam hidupnya.
Saya
masih teringat cerita dongeng yang tenar pada zaman Sekolah Dasar (SD) dulu, tentang
ayam yang gemar menggaruk tanah demi mencari jarum emas yang hilang. Ternyata binatang
juga memiliki apa yang dinamakan tujuan atau kehendak, tapi konteks yang digunakan
antara fauna dan manusia akan cenderung berbeda. Hewan akan lebih cenderung
disebut sebagai insting atau sifat
bawaan, sedangkan manusia, sebagai
penghuni dunia yang berakal, disebut sebagai tujuan karena merupakan
hasil dari sebuah pemikiran-pemikiran yang mendalam akan suatu hal. Tak heran
jika manifestasi hasil pemikiran ini akan melahirkan produk tujuan yang
beragam. Dengan kata lain, tujuan hidup si A bisa jadi akan berbeda dengan si B,
si B bisa jadi pula berbeda dengan si C, dst. Hal ini lumrah, tergantung pada
background hidup, pola pikir, serta pengalaman yang telah dialami oleh tiap
individu. Jadi, tak elok rasanya apabila membandingkan kesuksesan si A dengan
si B, karena menurut opini saya tujuan hidup seseorang itu berbanding lurus dengan
kesuksesan yang ingin diraihnya. Contohnya, si A telah sukses menjadi seorang
Manajer, tapi bagi saya itu bukan sukses karena menjadi seorang Manajer tak
pernah masuk dalam list tujuan hidup
saya.
Yang
saya tulis di sini adalah tujuan dalam hal keduniaan (sekuler) dan saya yakin
kita akan sehaluan dalam konteks akidah kepercayaan. Apapun kepercayaan yang
kita amini. Tujuan yang ingin dicapai tetaplah sama yaitu bahagia kekal di
akhirat.
Bojonegoro,
2017
Leave a Comment